Seperti Apa Sistem Franchise? Ini Keuntungan yang Dirasakan dan Tips Menjalankannya
20 November 2024
Bagikan Artikel Ini
Bagi kamu yang ingin memulai bisnis franchise, hal utama yang harus diketahui adalah sistem bisnisnya mungkin sedikit berbeda dengan bisnis yang dijalankan sendiri.
Ada beberapa istilah dalam franchise yang harus kamu pahami. Dengan begitu, kamu tidak salah memahami saat memutuskan untuk membeli atau membayar biaya franchise pada suatu perusahaan atau merek dagang.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang sistem franchise dan keuntungan bisnis ini untuk masing-masing pihak.
Apa Itu Franchise?
Franchise adalah model bisnis yang dilakukan saat pemilik merek menjual hak miliknya terhadap merek tersebut agar bisa menggunakan nama merek dan model bisnisnya kepada pihak lain.
Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian franchise adalah:
Pemilik franchise atau franchisor, yaitu pemilik bisnis yang menjual hak untuk berdagang menggunakan namanya.
Penerima franchise atau franchisee, yaitu orang yang membeli hak untuk menggunakan nama bisnis, merek, dan model bisnis yang dimiliki pemilik franchise.
Banyak orang yang tertarik dengan bisnis franchise karena memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi daripada bisnis rintisan lainnya.
Sistem Bisnis Franchise
Seperti yang telah sedikit dijelaskan di atas, sistem franchise secara sederhana bisa dijelaskan seperti ini:
Franchisee mengajukan kerjasama dengan franchisor dan diminta untuk membayar biaya sebagai investasi awal.
Franchisor membantu franchisee untuk mengelola bisnisnya. Hal itu membuat franchisee diharuskan menerapkan standar atau pedoman yang sama dengan sudah sudah ditetapkan franchisor.
Franchisee tidak perlu repot memikirkan alat produksi, bahan baku, resep, dan lainnya. Cukup dengan menjalankan bisnis tersebut dan berusaha agar penjualan terus meningkat.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem franchise melibatkan beberapa elemen kunci. Berikut adalah daftarnya.
Merek dan model bisnis. Franchisor harus memiliki merek dagang dan model bisnis yang sudah berhasil dan memiliki reputasi baik di pasar.
Perjanjian franchise. Isinya mencakup detail hak dan kewajiban masing-masing pihak, durasi perjanjian, biaya, dan aspek-aspek lainnya.
Lisensi dan hak. Setelah membayar biaya franchise, franchisee memiliki hak untuk menggunakan merek, sistem operasional, dan dukungan yang disediakan oleh franchisor selama periode waktu tertentu, sesuai dengan perjanjian.
Biaya dan royalti. Ada dua biaya yang ditetapkan dalam perjanjian franchise, yaitu: 1. Franchise fee atau biaya awal sebagai pembelian hak untuk membuka dan menjalankan usaha 2. Royalti fee atau biaya yang harus dibayarkan tiap bulan dengan besaran persentase dari pendapatan franchisee secara keseluruhan.
Pelatihan dan dukungan. Franchisor akan memberikan pelatihan awal dan dukungan berkelanjutan kepada franchisee. Dengan begitu, franchisee bisa terbantu membantu menjalankan bisnis dengan sukses.
Standarisasi. Dalam sistem franchise, faktor-faktor yang dilibatkan adalah standarisasi proses bisnis, produk, dan layanan. Ini dilakukan untuk memastikan konsistensi di seluruh jaringan.
Baca juga: Perbedaan Franchise dan Kemitraan, Mulai Pengertian hingga Dukungannya
Keuntungan Bisnis dengan Sistem Franchise
Menjalankan bisnis franchise bisa memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak, baik pemilik atau pembeli. Apa saja keuntungannya?
1. Untuk Pemilik Franchise atau Franchisor
Mendapatkan tambahan pendapatan. Franchisor akan mendapatkan pendapatan tambahan dari franchise fee yang dibayarkan di awal dan juga royalti fee setiap bulan.
Mempercepat pertumbuhan bisnis. Lewat bisnis franchise, franchisor dapat memperluas bisnis dengan lebih cepat tanpa perlu mengeluarkan modal besar.
Meningkatkan eksposur dan reputasi. Karena memiliki lebih banyak toko franchise yang tersebar di berbagai lokasi, merek franchisor menjadi lebih terekspos sehingga reputasi di mata konsumen meningkat.
Lebih mudah melakukan ekspansi geografis. Dengan sistem franchise, franchisor dapat menjangkau pasar di geografis yang lebih luas, tanpa perlu mengelola setiap unit bisnis secara langsung.
Mengurangi beban risiko. Karena tiap franchisee mengelola operasional dan keuangannya sendiri, maka beban risiko yang ditanggung franchisor berkurang.
Meningkatkan efisiensi operasional. Standarisasi proses operasional untuk para franchisee membantu meningkatkan efisiensi dan konsistensi di seluruh jaringan bisnis.
2. Untuk Pembeli Franchise atau Franchisee
Bisa mulai bisnis dengan cepat. Karena sudah ada sistem yang bisa digunakan untuk menjalankan bisnis sehingga hanya perlu melakukan pelatihan pada karyawan.
Memiliki mitra kerja yang profesional. Franchisor bisa dipastikan sudah profesional di bidangnya sehingga franchisee bisa mendapatkan banyak pengetahuan dalam bisnis yang dijalankan.
Tak perlu repot-repot branding. Merek milik franchisor kemungkinan besar sudah dikenal masyarakat sehingga franchisee tidak perlu banyak usaha untuk branding.
Mendapatkan dukungan penuh. dari franchisor, Anda juga akan mendapatkan pelatihan, SOP yang jelas yang membantu operasional hingga urusan pemasaran.
Mendapatkan manfaat media promosi. Franchisee tidak perlu bingung dengan urusan media promosi karena biasanya franchisor sudah memiliki strategi pemasaran untuk mereknya.
Manajemen keuangan sudah matang. Karena bisnis franchise pada dasarnya sudah memiliki sistem yang jelas untuk urusan keuangan, maka franchisee hanya perlu mengenal sistem tersebut dan memahaminya
Tingkat keberhasilan tinggi. Bisnis franchise lebih mudah mencapai kesuksesan karena sistem bisnis franchise yang sudah matang dan terbukti keberhasilannya.
Baca juga: Contoh Franchise di Indonesia Apa Saja? Ketahui Biaya yang Harus Dikeluarkan dan Jenisnya!
Tips Mengelola Bisnis Franchise
Meskipun memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi, tetapi bukan berarti bisnis franchise bisa dijalankan dengan sembarangan. Berikut adalah beberapa tips yang diterapkan.
1. Jangan Tergiur Harga Paket Lisensi Murah
Lebih baik melihat semua detail manfaat dari tiap paket bisnis yang disediakan. Jangan sampai memutuskan untuk membelinya hanya karena penawaran harga yang terjangkau, tetapi fokus ke prospek dan target bisnis yang masuk akal.
2. Memiliki Tujuan Jelas
Jangan berbisnis hanya untuk mengisi waktu luang. Meskipun franchise, pastikan bisnis memiliki tujuan yang jelas. Tetapkan tujuan pribadi sehingga bisnis bisa terus tumbuh untuk mencapai menuju tujuan tersebut.
3. Tidak Terburu-buru
Meskipun sistem franchise sudah matang, tetapi tetap butuhkan waktu agar bisnis bisa benar-benar stabil dan menguntungkan. Nikmati prosesnya dan jangan terburu-buru untuk berhenti.
4. Perencanaan Keuangan yang Tepat
Pihak franchisor pasti sudah memberikan sistem keuangan yang jelas. Namun, franchisee juga dituntut untuk memiliki manajemen dan perencanaan keuangan bisnis yang jelas dan terukur.
Hanya dengan cara tersebut, franchise jadi memiliki acuan yang jelas tentang keberhasilan atau kegagalan bisnis ini.
Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan aplikasi Labamu yang memiliki berbagai fitur untuk membantu manajemen bisnis franchise yang dijalani.
Di aplikasi ini ada fitur Laporan untuk membuat laporan penjualan yang lengkap dan mudah dipahami dan Buku Utang untuk memastikan utang piutang tercatat dengan jelas sehingga tidak mengganggu kelancaran arus kas.
5. Memiliki Asuransi Bisnis
Asuransi untuk bisnis yang dimiliki juga akan membawa banyak manfaat di masa depan. Dalam kondisi yang tidak diinginkan dan tidak terduga, asuransi dapat memotong kerugian finansial yang timbul.
Itulah penjelasan lengkap mengenai sistem franchise yang harus diketahui sebelum memulai bisnisnya.
Untuk kemudahan menjalankan bisnis, segera download aplikasi Labamu di Google Play atau App Store. Dirancang dengan fitur yang lengkap canggih, aplikasi ini siap mendukung pertumbuhan setiap usaha.