top of page

Contoh Franchise di Indonesia Apa Saja? Ketahui Biaya yang Harus Dikeluarkan dan Jenisnya!

1 Oktober 2024

Bagikan Artikel Ini

Ada banyak contoh bisnis franchise atau waralaba di Indonesia. Sebut saja yang terkenal seperti Alfamart dan Indomaret hingga bisnis kuliner semacam Mixue.

Salah satu alasan franchise menjadi model bisnis populer adalah karena menawarkan kesempatan kepada calon pengusaha untuk menjelajah dunia bisnis dengan konsep yang terbukti dan merek yang mapan.

Namun, bukan berarti bisnis franchise atau waralaba tanpa risiko, ya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang bisnis model ini.


Apa Itu Franchise?

Franchise atau waralaba adalah model bisnis yang dijalankan ketika seseorang atau perusahaan sebagai pemilik bisnis (disebut franchisor), mengizinkan orang atau perusahaan lain (disebut franchisee) untuk menjalankan bisnis menggunakan merek dan caranya.

Pemilik bisnis akan memberikan dukungan dan bimbingan kepada penerima franchise, yang sudah membayar biaya atau persentase dari penghasilan mereka sebagai imbalannya.

Model bisnis seperti ini sudah ditemukan di banyak industri, mulai dari makanan cepat saji, ritel, bahkan hingga hotel.

Banyak contoh bisnis franchise menjadi populer karena mampu memberi peluang sukses yang lebih baik daripada memulai bisnis dari awal.

Mengapa? Karena bisnis waralaba yang sudah memiliki merek terkenal, pelanggan setia, dan sistem yang terbukti untuk menjalankan bisnis, mampu menurunkan risiko yang bisa terjadi saat memulai bisnis baru.

Apalagi penerima franchise biasanya juga akan mendapatkan bantuan dari pemilik, seperti menemukan lokasi, iklan, dan pelatihan. Itulah sebabnya franchise menjadi cara yang baik untuk memulai bisnis sendiri, tetapi tetap mendapatkan dukungan dan bimbingan.


Sistem Biaya dalam Bisnis Franchise



Dua biaya paling umum dalam model bisnis ini adalah biaya franchise atau franchise fees dan biaya royalti atau royalti fee. Berikut penjelasan dan perbedaannya.

1. Franchise Fee

Pada dasarnya, franchise fee adalah pembayaran yang dilakukan kepada pemilik waralaba untuk ide hebatnya. Biaya ini dibayar satu kali di awal, yang terdiri dari:

  • Biaya lisensi menggunakan merek franchise untuk jangka waktu tertentu.

  • Biaya untuk hak istimewa untuk menggunakan Standard Operating Procedure (SOP)  milik franchisor dalam jangka waktu tertentu.

  • Desain lokasi atau gerai franchise.

  • Persediaan awal bahan baku yang diperlukan agar bisnis bisa mulai berjalan.

  • Strategi rencana bisnis.

  • Biaya pelatihan, hingga pengawasan dan pelaksanaan.

2. Royalty Fee

Ini adalah pembayaran lisensi dari penerima franchise kepada pemilik franchise. Dengan membayar royalty fee, franchisee diperbolehkan untuk menggunakan merek dagang, logo, nama merek, dan bentuk kekayaan intelektual perusahaan induk lainnya.

Pembayaran royalty fee akan dikenakan biaya yang berulang. Di sebagian besar contoh bisnis franchise, royalty fee biasanya berkisar antara 5% – 12% dari penjualan kotor penerima waralaba.

Dalam beberapa kasus, pemilik waralaba juga dapat menetapkan jumlah minimum, yang harus dibayar. Tak peduli bisnis franchise yang kamu jalankan memperoleh pendapatan atau tidak.


Tipe-Tipe Franchise

Franchise atau waralaba adalah model bisnis beragam dengan cakupan berbagai jenis industri dan sektor. Berikut adalah lima jenis franchise yang umum ditemui:


1. Product Distribution Franchise

Tipe ini melibatkan pemilik franchise yang memberikan hak kepada penerima franchise untuk mendistribusikan atau menjual produk mereka dalam wilayah tertentu.

Franchise ini biasa ditemui dalam bisnis minuman, barang konsumsi, suku cadang otomotif, dan peralatan rumah tangga.

Keuntungannya, penerima mendapat manfaat dari merek dan rantai pasokan yang mapan oleh pemilik. Sementara pemilik memperluas jangkauan pasarnya melalui jaringan distribusi penerima.


2. Business Format Franchise

Dalam tipe ini, pemilik franchise menyediakan produk atau layanan kepada penerima franchise dengan sistem bisnis yang lengkap, termasuk pedoman tentang pemasaran, pelatihan, teknologi, dan dukungan berkelanjutan.

Dengan begitu, penerima bisa meniru kesuksesan pemilik karena menjalankan model bisnis yang telah terbukti, merek yang sudah dikenal, dan dukungan berkelanjutan.


3. Conversion Franchise

Tipe ini melibatkan bisnis yang sudah ada, yang diubah menjadi model franchise dengan mengadopsi sistem dan merek pemilik bisnis.

Franchise konversi memungkinkan bisnis independen mendapatkan keuntungan dari merek, pemasaran, dan dukungan operasional pemilik yang sudah mapan, tetapi tetap bisa mempertahankan identitas lokalnya.

Tipe franchise ini biasa ditemukan di hotel, restoran, dan pusat kebugaran.


4. Master Franchise

Franchise ini melibatkan pemilik franchise yang memberikan hak kepada penerima franchise utama untuk mengembangkan bisnis sub-franchise dalam wilayah atau wilayah tertentu.

Dalam franchise ini, penerima franchise utama yang berperan untuk menemukan, mengajar, dan membantu penerima sub-franchise di wilayah yang ditugaskan.

Tipe ini sering terlihat dalam bisnis real estat, pendidikan, dan layanan kebersihan.


5. Co-Branding Franchise

Tipe ini menyatukan dua atau lebih merek yang sudah terkenal untuk beroperasi di bawah satu unit franchise.

Ini memungkinkan penerima franchise untuk menawarkan produk atau layanan pelengkap di satu lokasi, tetapi tetap bisa menarik pelanggan yang lebih luas dan meningkatkan potensi pendapatan.

Contoh jenis franchise ini adalah toko serba ada yang bermitra dengan restoran cepat saji atau pusat layanan otomotif yang dikombinasikan dengan gerai ritel.


Keuntungan dan Kerugian Bisnis Franchise

Seperti bisnis lainnya, franchise atau waralaba juga memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut penjelasannya.


1. Keuntungan

  • Merek yang sudah dikenal. Ini dapat membuat penerima franchise memulai bisnis lebih cepat dan penetrasi pasar yang lebih mudah daripada memulai bisnis baru.

  • Model bisnis yang sudah terbukti. Pemilik franchise umumnya telah menyempurnakan metode bisnis mereka sehingga mengurangi kebutuhan untuk coba-coba dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

  • Dukungan berkelanjutan. Dukungan ini sangat membantu penerima franchise menavigasi tantangan dan tetap kompetitif di pasar.

  • Daya beli. Penerima franchise dapat menegosiasikan kesepakatan yang lebih baik dengan pemasok sehingga mengurangi biaya dan meningkatkan margin keuntungan.

  • Kesuksesan bersama dan kolaborasi jaringan. Lingkungan kolaboratif ini dapat memberikan wawasan dan dukungan yang berharga untuk pertumbuhan bisnis.


2. Kerugian

  • Investasi dan biaya awal. Selain itu, penerima franchise juga kemungkinan akan diminta untuk membayar royalti atau biaya pemasaran yang sedang berlangsung kepada pemilik franchise.

  • Kurangnya kontrol dan fleksibilitas. Penerima harus mematuhi sistem dan pedoman yang ditetapkan oleh pemilik sehingga membatasi kemampuan untuk membuat keputusan bisnis independen.

  • Bagi hasil. Penerima harus berbagi sebagian dari keuntungannya dengan pemilik melalui royalti atau biaya lainnya, yang bisa mengurangi profitabilitas bisnis secara keseluruhan.

  • Ketergantungan. Jika pemilik menghadapi kesulitan keuangan atau operasional, ini dapat secara langsung berdampak pada operasi bisnis dan profitabilitas penerima.

  • Reputasi merek. Jika pemilik menghadapi reputasi negatif, bisnis penerima waralaba dan persepsi pelanggan juga akan terpengaruh.


Contoh Franchise di Indonesia



Berikut ini adalah beberapa contoh franchise yang sudah terkenal di Indonesia.


1. Franchise Retail

  • Indomaret

  • Alfamart

  • Alfamidi

  • Superindo

  • Lotte


2. Contoh Franchise Makanan

  • Sabana

  • Hisana

  • Mie Gacoan

  • Geprek Bensu

  • Rumah Makan Padang Sederhana

  • Kebab Baba Rafi

  • Kue Balok Parikesit


3. Franchise Minuman

  • Janji jiwa

  • Kopi Kenangan

  • Fore coffee

  • Kopi Lain Hati

  • Boba Time

  • Tea break

  • Haus!

  • Chatime

  • Xi Bo Ba

  • Teh Poci

  • Es Teh Indonesia

  • Mixue


4. Franchise Logistik

  • J&T Express

  • SiCepat

  • JNE Express

  • Ninja Express

  • TIKI

  • JET Express


Jika kamu tertarik membeli salah satu contoh bisnis franchise di atas, jangan lupa untuk tetap memiliki aplikasi manajemen usaha sendiri, seperti Labamu.

Sudah ada lebih dari 84.000 pengusaha di Indonesia yang usahanya mengalami pertumbuhan dan lebih mudah dijalankan setelah menggunakan aplikasi ini.

Ada berbagai fitur yang ada di aplikasi ini, mulai dari QR Menu, Pos Kasir, Produk, Penawaran, Pelanggan, hingga Laporan dan Buku Utang.

Yuk, segera download aplikasi Labamu di Google Play atau App Store dan bergabung dengan pengusaha lainnya untuk membantu meningkatkan bisnis!

bottom of page