Apa Itu BEP: Definisi, Manfaat, hingga Cara Menghitungnya
5 Juni 2024
Bagikan Artikel Ini
Membuat analisis kelayakan finansial, di mana salah satu indikator yang diperhitungkan adalah Break Even Point (BEP). Lalu, apa itu BEP dan manfaatnya?
Saat memulai usaha, tentu kamu membutuhkan perencanaan bisnis yang komprehensif agar gagasan-gagasan di dalam kepala benar-benar bisa diwujudkan secara nyata. Salah satunya adalah dengan memperhitungkan BEP.
Jangan khawatir jika kamu masih kurang memahami hal yang satu ini karena Labamu akan mengupas tuntas di artikel ini. Kamu juga bisa mempelajari bagaimana cara menghitungnya. Jadi, baca sampai selesai, ya!
Apa Itu BEP?
Dalam bahasa yang lebih sederhana, Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana perusahaan tidak rugi dan tidak untung. Inilah kondisi di mana perusahaan balik modal atas sejumlah investasi yang dikeluarkan.
Lebih detailnya, dalam buku Managerial Accounting, Garrison dan Noreen, menjelaskan BEP tercapai ketika biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sudah tertutupi oleh pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk. Itulah kenapa ini disebut titik impas.
Perbedaan BEP, PP, dan ROI
Labamu memahami bahwa tidak semua pebisnis berangkat dari latar pendidikan ekonomi dan bisnis. Istilah BEP ini mungkin agak asing bagimu dan cukup sulit untuk membedakannya dengan Payback Period (PP) dan Return on Investment (ROI).
Nah, untuk menghindari misinterpretasi, berikut adalah perbedaan ketiganya:
Break Even Point (BEP) adalah kondisi di mana besarnya pendapatan (omset) sama dengan jumlah pengeluaran (investasi) untuk menjalankan suatu usaha atau proyek sehingga tercapailah titik impas.
Payback Period (PP) adalah analisis keuangan yang digunakan untuk menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu investasi untuk balik modal atau mendapatkan kembali nilai investasi yang telah dikeluarkan.
Return on Investment (ROI) adalah rasio untung-rugi untuk menghitung berapa persentase keuntungan yang akan dihasilkan dari sejumlah investasi yang dikeluarkan untuk mendanai suatu usaha atau proyek.
Sampai sini Sahabat Labamu sudah bisa membedakan antara BEP, PP, dan ROI, kan? Setelah ini jangan sampai tertukar lagi, ya.
Manfaat BEP
Perhitungan BEP bukan sekadar untuk “menghias” analisis keuangan. Ada beberapa manfaat penting kenapa perusahaan perlu menghitungnya. Berikut di antaranya.
1. Strategi Penetapan Harga
Analisis BEP akan membantu perusahaan menentukan harga yang terbaik untuk menghasilkan keuntungan dari sudut pandang bisnis.
Pasalnya, lewat BEP kamu bisa mendapatkan perspektif yang komprehensif mengenai struktur biaya untuk sebuah produk, mulai dari biaya tetap, biaya variabel, hingga margin keuntungan yang wajar.
2. Memahami Pengeluaran
Analisis BEP juga bisa membantumu memahami pengeluaran, menemukan pengeluaran yang “hilang”, serta memangkas pengeluaran yang sekiranya bisa direduksi. Tentu saja ini sangat berkaitan dengan profitabilitas bisnis ya, Sahabat Labamu!
3. Menentukan Goals
Dengan memproyeksikan BEP, kamu bisa memantapkan tujuan untuk mencapainya lebih cepat. Ini akan sangat membantumu menyusun rencana apa saja yang perlu dilakukan agar titik impas bisa segera tercapai.
4. Memperkirakan Kebutuhan Pendanaan
Memahami titik impas dapat membantumu memperkirakan jenis pendanaan apa yang dibutuhkan agar dapat bisnis bisa beroperasi dengan lancar. Termasuk untuk memperkirakan besaran dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bisnis.
5. Membatasi Keputusan Berdasarkan Emosi
Sering kali pebisnis mengandalkan insting dan emosinya untuk membuat keputusan. Padahal, butuh perhitungan matang untuk mendukungmu membuat keputusan yang tepat.
Salah satu caranya yakni dengan melakukan analisis BEP. Ini akan memberimu sudut pandang yang lebih logis dalam mengambil keputusan bisnis.
6. Dasar Pengambilan Keputusan
Analisis titik impas banyak digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis, seperti saat perusahaan berencana membuat produk dan layanan baru, memperluas wilayah operasional, atau meningkatkan kapasitas produksi.
Analisis ini membantumu dalam memetakan untung-ruginya sehingga kamu bisa membuat keputusan yang tepat seputar aktivitas tersebut.
7. Mengukur Kinerja Keuangan
Analisis BEP selalu muncul dan digunakan sebagai salah satu indikator dalam laporan analisis kelayakan. Fungsinya bukan hanya “sekedar ada” tapi untuk memberikan gambaran hasil pengukuran kinerja finansial atas investasi yang dilakukan.
Cara Menghitung BEP
Perhitungan BEP bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu BEP per unit (BEP in units) dan BEP per penjualan (BEP in sales). Tidak ada jawaban soal mana pendekatan perhitungan yang lebih baik. Keduanya biasa digunakan bersamaan untuk saling melengkapi.
Berikut adalah penjelasan dan cara menghitungnya. Namun, agar lebih mudah dipahami, Labamu akan menggunakan ilustrasi berikut ini sebagai contoh.
Ilustrasi
Pak Untung dan Bu Untung berencana untuk membuka pabrik roti berskala UMKM. Setelah dihitung-hitung total biaya tetap yang digunakan untuk membayar sewa ruko, gaji karyawan tetap, dan pajak totalnya Rp450.000.000.
Sementara itu, biaya variabel untuk membeli bahan-bahan kue dan kemasannya adalah Rp10.000 per unit. Melihat angka-angka ini, Bu Untung menyarankan Pak Untung untuk menjual kue-kue itu seharga Rp25.000 per unitnya.
Kira-kira berapa ya, BEP-nya?
1. Metode BEP in Units
Metode BEP per unit (BEP in units) bertujuan untuk menemukan jawaban dari berapa jumlah roti yang harus dijual Bu Untung dan Pak Untung agar mencapai titik impas.
Belum sampai ke bahasan untung dan ruginya ya, Sahabat Labamu. Untuk menghitungnya, berikut adalah rumus yang digunakan:
BEP (in units) = Biaya Tetap / (Harga per Unit - Biaya Variabel per Unit)
BEP (in units) = Rp450.000.000 / (Rp25.000 - Rp10.000)
= Rp450.000.000 / Rp15.000
= 30.000 unit
Artinya, pabrik roti Pak Untung dan Bu Untung akan mencapai titik impas setelah menjual 30.000 pcs roti.
2. Metode BEP in Sales
Selanjutnya, BEP per penjualan (BEP in sales) bertujuan untuk mengetahui berapa hasil penjualan yang harus didapat agar sebuah bisnis mencapai titik impasnya. Untuk menghitungnya, gunakan rumus berikut ini:
BEP (in sales) = BEP (in units) x Harga Jual per Unit
= 30.000 x Rp25.000
= Rp750.000.000
Artinya, pabrik roti Pak Untung dan Bu Untung akan mencapai titik impas setelah memperoleh omset penjualan sebesar Rp750.000.000
Melalui ilustrasi di atas, Pak Untung dan Bu Untung bisa mendapatkan gambaran kapan mereka akan mencapai titik impas. Kalau setelah dievaluasi ternyata Bu Untung ingin BEP-nya lebih cepat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
Mereduksi biaya tetap. Caranya bisa dengan pindah ke ruko yang harga sewanya lebih murah.
Menekan biaya variabel. Caranya bisa menurunkan grade mentega dari yang premium ke super sehingga bisa mendapat harga yang lebih murah.
Menaikkan harga jual roti per unitnya.
Nah, itu tadi adalah informasi seputar apa itu BEP hingga cara menghitungnya.
Biar kamu nggak pusing seperti Pak Untung dan Bu Untung yang sibuk menghitung BEP, udah deh percayakan pengelolaan administrasi dan transaksi bisnismu dengan Labamu.
Segera download aplikasinya lewat Google Play atau App Store!