top of page

10 Contoh Prototype Produk, serta Arti, Fungsi, dan Jenis

3 Juli 2024

Bagikan Artikel Ini

Sebuah produk dimulai dengan ide. Saat ide tersebut akan diubah menjadi produk yang berfungsi, sebaiknya dimulai dengan membuat prototipe. Lalu, apa saja contoh prototype produk?

Memahami berbagai jenis prototipe dapat membantu memutuskan mana yang harus dipilih untuk mempresentasikan ide kepada konsumen atau investor, sekaligus untuk menguji desain baru.


Pertama-tama, Apa Itu Prototype?



Membuat prototipe atau prototyping adalah proses dasar untuk mengembangkan produk baru melalui representasi fisik dari sebuah ide. Cara ini membantu desainer atau pembuat produk mengubah konsep menjadi item yang berfungsi.

Dengan adanya prototipe, desainer bisa membantu menentukan apa yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam desain.

Prototyping juga menawarkan cara untuk memecahkan masalah dan mencoba desain baru sebelum lanjut ke tahap produk jadi.



Manfaat dan Fungsi Prototype



Beberapa manfaat dan fungsi dari dibuatnya contoh prototype produk adalah sebagai berikut.


1. Memvalidasi Ide Awal

Prototipe menghemat waktu dan sumber daya dalam jangka panjang. Ini karena prototipe mampu mengidentifikasi kekurangan desain atau masalah fungsional sehingga bisa diperbaiki sebelum menjadi masalah produksi.


2. Menguji Fungsi

Lewat prototipe, bisa diuji apakah suatu produk mampu melakukan fungsi seperti yang diharapkan atau tidak.


3. Lebih Cepat Mendapatkan Feedback

Dengan melihat prototipe, para pemangku kepentingan bisa langsung memberikan feedback tentang desain dan fungsionalitas produk yang akan dibuat.


4. Memfasilitasi Komunikasi dan Kolaborasi

Prototyping dapat membantu memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara desainer, pengembang, dan pemimpin bisnis.


5. Penghematan Biaya

Prototipe dapat membantu menghemat waktu dan uang dalam jangka panjang. Ini karena jumlah pengerjaan ulang dan perubahan yang diperlukan bisa dikurangi sehingga mampu menghemat biaya secara signifikan.


6. Meningkatkan Pengalaman Pengguna

Hanya dengan prototipe, calon pengguna produk sudah bisa mendapatkan rasa realistis tentang bagaimana produk akan tampil dan digunakan.


Jenis-Jenis Prototype



Jenis prototipe yang digunakan bergantung pada tahap proses pengembangan produk, sifat produk, dan sumber daya yang tersedia. Berikut ini adalah beberapa jenis yang paling umum digunakan dalam manajemen dan operasi produk.


1. Low-Fidelity Prototype 

Ini adalah model produk yang sederhana dan seringkali tidak interaktif. Biasanya digunakan pada tahap awal proses pengembangan produk untuk memvalidasi konsep produk dan mengumpulkan umpan balik awal.


2. High-Fidelity Prototype 

Ini adalah model produk yang terperinci dan biasanya sudah bersifat interaktif. Bentuknya sangat mirip dengan produk akhir yang mampu memberikan pengalaman realistis bagi pengguna.

Jenis prototipe ini biasanya digunakan pada tahap akhir dari proses pengembangan produk untuk menguji fungsionalitas produk, mengumpulkan feedback pengguna yang terperinci, dan mendemonstrasikan produk kepada para pemangku kepentingan.


3. Functional Prototypes

Ini adalah model kerja suatu produk yang menunjukkan fungsionalitasnya. Meski mungkin penampilannya tidak menyerupai produk akhir, tetapi prototipe ini mampu memberikan representasi realistis tentang bagaimana produk akan berfungsi.

Prototipe fungsional biasanya digunakan untuk menguji fungsionalitas produk, mengidentifikasi potensi masalah, dan mengumpulkan umpan balik pengguna.


Apa Saja Contoh Prototype Produk?



Berikut adalah beberapa contoh prototype produk yang biasa digunakan untuk produk digital dan fisik.


1. Sketch dan Diagram

Biasa disebut juga dengan prototipe kertas, ini adalah contoh produk berupa sketsa atau dalam bentuk gambar untuk menjelaskan ide awal yang dimiliki yang dibuat di atas kertas.

Contohnya adalah flowchart, user flow, dan mind map.


2. 3D Printing atau Rapid Model

Pencetakan 3D memungkinkan desainer lebih cepat membuat model desain yang realistis menggunakan komputer dan mesin cetak.

Setelah desain selesai, barulah produk bisa mudah dimodifikasi berdasarkan pengamatan dan pengujian. Ini karena file prototipe hanya perlu diprogram ulang secara digital.

Cara ini yang semakin populer untuk membuat prototipe, terutama untuk produk dengan bentuk dan geometri yang kompleks.


3. Physical Model

Contoh prototype produk ini bisa dibuat dari bahan apa saja karena tidak perlu memiliki bagian yang berfungsi dan hanya untuk memberikan gambaran kasar tentang desain yang diinginkan.

Tujuannya hanya untuk menguji fungsi, kekuatan, dan daya tahan suatu produk.

Jenis prototipe ini sangat berguna untuk produk yang sulit divisualisasikan dalam pencetakan 3D serta berguna untuk mendapatkan ukuran, skala, dan keseluruhan tampilan suatu produk.


4. Wireframe

Prototipe ini bertindak sebagai diagram digital atau tata letak produk yang umum digunakan untuk situs web, perangkat lunak, atau alat digital lainnya.

Wireframe dapat digunakan oleh siapa saja yang mengerjakan proyek—mulai dari copywriter hingga pengembang—untuk menavigasi struktur dan penempatan konten yang berbeda.


5. Role-play Through Virtual

Prototipe ini memungkinkan pengguna untuk mencoba menggunakan suatu produk dalam lingkungan simulasi sehingga bisa melihat bagaimana produk tersebut akan berfungsi di kehidupan nyata.

Jenis prototipe ini sangat berguna untuk produk yang membutuhkan interaksi pengguna tingkat tinggi, seperti game atau virtual reality.


6. Feasibility

Bisa digunakan baik secara digital maupun untuk model fisik, prototipe ini memungkinkan desainer untuk menambah desain setelah membuat prototipe awal.

Jika desainer tiba-tiba menyadari bahwa ada bagian penting dari produk yang hilang, model feasibility dibuat untuk diadaptasi ketika ide-ide baru muncul.


7. Working Model

Prototipe ini memungkinkan ide suatu produk untuk diuji sehingga bisa dilihat apakah benar-benar berfungsi seperti yang diinginkan. Jadi, dengan prototipe ini bisa diketahui apakah produk sudah mengikuti rencana awal dan desainnya benar-benar berfungsi.

Salah satu tujuan dibuatnya prototipe ini adalah untuk mengurangi risiko karena identifikasi potensi kekurangan, tantangan, atau perbaikan sudah dilakukan di awal proses pengembangan.


8. Video Prototype

Seperti namanya, bentuk prototipe ini adalah animasi digital atau simulasi suatu produk yang sedang dikembangkan.

Sering digunakan untuk menunjukkan fitur dan manfaat produk kepada pemangku kepentingan serta untuk membantu membangun hype dan minat pada produk terbaru.


9. Horizontal

Ini adalah model prototipe low-fidelity yang menunjukkan fungsi dasar dan fitur suatu produk. Digunakan untuk menguji dan memperbaiki desain fitur eksternal produk, seperti bentuk, ukuran, dan estetika.

Jenis prototipe ini sangat berguna untuk produk yang berfokus pada konsumen yang mengandalkan daya tarik visual untuk mendorong penjualan.


10. Vertical

Kebalikan dari contoh prototype produk horizontal, ini adalah model high-fidelity yang bisa menunjukkan berbagai kemampuan dan fitur produk.

Jenis prototipe ini sering digunakan dalam proses pengembangan dan dirancang sedekat mungkin dengan produk akhir. Tujuan dibuatnya prototipe vertikal adalah membantu memastikan bahwa produk sudah fungsional dan dapat melakukan tugasnya.


Nah, itulah penjelasan lengkap tentang contoh prototype produk yang harus diketahui sebelum mulai membuat sebuah produk.

Jika Anda membutuhkan bantuan dalam mengelola usaha, aplikasi Labamu memiliki berbagai fitur yang bisa membantu melakukannya.

Segera download di Google Play atau App Store untuk bergabung dengan lebih dari 70.000 UMKM di Indonesia yang sudah merasakan manfaat dari aplikasi ini!


bottom of page