top of page

Profit Margin: Manfaat, Jenis, dan Cara Meningkatkannya

24 Juni 2024

Bagikan Artikel Ini

Profit margin adalah salah satu indikator penting untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Dengan mengetahuinya, kamu bisa memonitor kondisi keuangan dan menilai pertumbuhan bisnismu.

Sebaliknya, mengabaikan indikator ini berpotensi membuatmu gagal menemukan letak “kebocoran biaya” sehingga menyebabkan kerugian yang lebih besar. 

Kalau tak mau itu terjadi, mari simak definisi, manfaat, jenis, dan cara meningkatan profit margin di artikel ini!


Apa Profit Margin?



Mengutip Investopedia, profit margin adalah metrik untuk mengukur sejauh mana suatu perusahaan atau aktivitas bisnis menghasilkan keuntungan. 

Biasanya profit margin dinyatakan dalam persentase atau desimal untuk menyatakan seberapa besar pendapatan penjualan yang bisa dijadikan sebagai laba. 

Soal kriteria profit margin yang bagus, itu tergantung pada perusahaan dan industrinya. Pasalnya, setiap industri memiliki profit margin yang bervariasi dan berbeda antara sektor yang satu dengan sektor lainnya. 

Maka dari itu, untuk membandingkan kinerja keuangan suatu perusahaan, kamu harus melakukannya apple to apple.

Jangan pernah membandingkan margin keuntungan perusahaan ritel dengan margin keuntungan perusahaan minyak dan gas. Sampai sini paham, kan?


Manfaat Mengetahui Profit Margin



Profit margin adalah tolok ukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan uang. Dengan begitu, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan memiliki pemahaman yang baik tentang profit margin. Berikut di antaranya. 


1. Mengevaluasi Keuntungan Bisnis

Profit margin menginformasikan seberapa besar tingkat keuntungan perusahaan dari penjualan. Dengan memahaminya, perusahaan bisa menilai apakah bisnis yang dijalankan menghasilkan keuntungan yang memadai atau tidak. 

Selain itu, perusahaan juga bisa mengamati kinerja keuangan selama beberapa periode waktu tertentu sehingga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan di periode-periode selanjutnya.

Bagi perusahaan yang mengoperasikan beberapa divisi bisnis yang tersebar secara geografis, profit margin bisa digunakan untuk menilai kinerja setiap unit dan membandingkannya satu sama lain.


2. Perbandingan Industri

Kondisi pasar global boleh jadi fluktuatif dan memberikan dampak signifikan terhadap dunia bisnis. Namun dengan  profit margin, kamu bisa menilai bagaimana kinerja keuangan di tengah kondisi pasar saat itu.

Caranya adalah dengan membandingkan profit margin perusahaan dengan perusahaan lain dari sektor industri yang sama. Apakah profit margin nilainya masih dalam nilai rata-rata, di bawah, atau di atas profit margin industri. 

Hal ini memberikan pemahaman apakah perusahaan memiliki kinerja keuangan lebih baik atau lebih buruk dibandingkan pesaing.


3. Identifikasi Masalah

Profit margin juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi masalah operasional. Termasuk mempelajari pos-pos pengeluaran yang berdampak negatif terhadap efisiensi biaya. Dengan mengetahui hal tersebut, tentu perusahaan bisa mengambil langkah tepat untuk mengatasinya. 

Selanjutnya, profit margin juga membantu perusahaan mempelajari pola musiman dan kinerja perusahaan selama jangka waktu yang berbeda sehingga seluruh proses bisnis menjadi lebih terpantau.


4. Melacak Kinerja Keuangan

Memantau profit margin secara teratur memungkinkan perusahaan melacak kinerja keuangan dari waktu ke waktu. Ini sangat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi tren keuntungan dan memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan perbaikan jika margin labanya terus menurun.


5. Menarik Investor

Profit margin menjadi salah satu highlighted point dalam laporan keuangan karena bisa sangat memengaruhi keputusan investasi. Perusahaan dengan profit margin yang lebih tinggi akan lebih menarik bagi investor untuk menginvestasikan dananya.


Jenis dan Cara Menghitung Profit Margin



Berikut ini jenis dan cara menghitung profit margin yang harus kamu pahami:


1. Gross Profit Margin

Gross profit atau laba kotor adalah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi harga pokok penjualan (HPP). Dimana HPP adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memproduksi produk atau layanan, seperti biaya bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 

Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan rumus berikut:

Laba kotor = pendapatan – harga pokok penjualan

Sementara itu, gross profit margin adalah metrik dalam bentuk persentase atau desimal untuk menyatakan rasio margin kotor dari pendapatan yang diterima. Berikut rumusnya:

Margin laba kotor = (laba kotor : pendapatan) x 100%

Gross profit margin yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif dalam pengelolaan biaya produksi. Sementara itu, gross profit margin yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan perlu membenahi dan mengefisiensi aktivitas operasionalnya.


2. Operating Profit Margin 

Operating profit atau laba operasional adalah sisa pendapatan setelah dikurangi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasional. Dalam hal ini, biaya operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjaga bisnis agar tetap berjalan, contohnya biaya sewa peralatan, gaji karyawan, biaya pemasaran, dan inventaris. 

Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan rumus berikut:

Laba operasional = pendapatan – harga pokok penjualan – biaya operasional

Sementara itu, operating profit margin adalah metrik untuk menyatakan rasio laba operasional dari pendapatan yang diterima. Berikut rumusnya:

Margin laba operasional = (laba operasional : pendapatan) x 100%

Semakin tinggi operating profit margin, semakin efisien perusahaan mengelola biaya operasional dan menghasilkan keuntungan dari pendapatan operasionalnya.


3. Net Profit Margin

Net profit atau laba bersih adalah sisa pendapatan setelah dikurangi HPP, biaya operasional, bunga, dan pajak. Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan rumus berikut:

Laba bersih = pendapatan – HPP – biaya operasional – bunga – pajak

Sementara itu, net profit margin adalah metrik untuk menyatakan rasio laba bersih dari pendapatan yang diterima. Berikut rumusnya:

Margin laba bersih = (laba bersih : pendapatan) x 100%

Dibanding dua jenis lainnya, net profit margin menjadi indikator profitabilitas paling komplit karena telah memperhitungkan biaya langsung dan tidak langsung. 

Semakin tinggi angkanya, semakin efektif perusahaan dalam mengelola biaya dan menghasilkan laba bersih dari pendapatan yang diperoleh.


Cara Meningkatkan Profit Margin



Setelah memahami jenis dan cara menghitungnya, kamu bisa menemukan beberapa cara untuk meningkatkan profit margin perusahaan. Berikut di antaranya:

  • Menyederhanakan proses dan operasional perusahaan dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari sumber daya yang dimiliki. 

  • Memangkas biaya dan pengeluaran operasional yang dianggap tidak efektif sehingga bisa meningkatkan margin keuntungan tanpa mengganggu proses bisnis. 

  • Mengidentifikasi produk/layanan yang berpotensi memberikan profit margin paling besar sehingga bisa lebih memprioritaskannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal.

  • Menyesuaikan harga jual produk dengan menaikkannya sehingga tingkat keuntungan yang didapatkan bisa lebih besar. Namun untuk melakukannya, kamu butuh strategi yang rapi, ya.

  • Mempertahankan dan membangun loyalitas pelanggan yang sudah ada. Pasalnya, untuk mendapatkan pelanggan baru kamu memerlukan biaya lima kali lebih besar dibandingkan menjual ke pelanggan yang sudah ada. 

Itulah informasi seputar profit margin dan perannya dalam bisnis. Bicara soal bisnis memang nggak jauh dari masalah keuangan. Oleh karena itu, kamu harus mendokumentasikan setiap transaksi dan proses administrasi bisnis dengan fitur-fitur dari Labamu agar mudah mengidentifikasi kalau ada kebocoran dalam pengeluarannya. 

Yuk, segera download aplikasinya lewat Google Play atau App Store sekarang juga!


bottom of page