Cara Menentukan Harga Jual Produk: Step by Step
21 Februari 2025
Bagikan Artikel Ini

Menentukan harga jual suatu produk merupakan salah satu langkah krusial dalam menjalankan suatu usaha. Harga jual produk yang sesuai adalah kunci keberhasilan bisnis. Kalau kamu menetapkan harga terlalu rendah, kamu bukan hanya akan kehilangan uang, tetapi produkmu juga bisa dianggap murahan dan tidak bisa diandalkan. Sebaliknya, menetapkan harga terlalu tinggi berisiko membuatmu kehilangan pangsa pasar.
Jadi, bagaimana cara menentukan harga jual produk yang benar? Temukan jawabannya di sini!
Apa Itu Harga Jual Produk?
Mengutip laman Product Marketing Alliance, harga jual produk adalah jumlah yang dibebankan atau harus dibayarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa.
Besarnya bervariasi, tergantung pada seberapa banyak pelanggan bersedia membayar, seberapa besar penjual bersedia menerima, dan seberapa kompetitif harga tersebut jika dibandingkan dengan bisnis lain.
Dan ketika bicara tentang harga jual produk, kamu tidak bisa memisahkannya dengan strategi penetapan harga—yang menentukan nilai kuantitatif suatu produk berdasarkan faktor internal dan eksternal.
Ini berdampak langsung pada keberhasilan bisnis secara keseluruhan, mulai dari arus kas, margin laba, hingga permintaan pelanggan.
Mengapa Menetapkan Harga Jual Begitu Penting?
Untuk lebih memahami kenapa proses penetapan harga jual produk dianggap krusial, berikut adalah beberapa dampak yang akan menjelaskannya.
1. Profitabilitas Bisnis
Seperti yang disebutkan sebelumnya, harga jual yang terlalu rendah bisa mengurangi margin keuntungan dan memengaruhi citra produk. Sementara itu, memasang harga yang terlalu tinggi bisa membuat produk sulit dijual.
2. Daya Saing Pasar
Harga jual produk juga bisa mencerminkan nilai produk itu sendiri. Setelah dilempar ke pasar dan bersanding dengan produk-produk lainnya, harga jual bisa menentukan daya saing pasar, arah persaingan, serta kemampuan untuk menarik konsumen.
3. Keberlanjutan Bisnis
Penetapan harga yang tepat dapat membantu bisnis beroperasi dengan sehat dan tetap kompetitif dalam jangka panjang. Ini memungkinkan pertumbuhan bisnis yang lebih besar dan menguntungkan.
4. Persepsi Pasar
Harga juga bisa memengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas produk. Harga yang ditetapkan dengan baik mencerminkan nilai dan kualitas yang memenuhi harapan konsumen—tanpa membuatnya underprice maupun overprice.
5. Strategi Pemasaran
Selanjutnya, cara menentukan harga jual juga akan memengaruhi bagaimana sebuah bisnis menjalankan aksi pemasarannya. Misalnya dengan memberikan diskon, menetapkan harga bundling, atau menggunakan promosi lainnya. Harga yang baik memungkinkan fleksibilitas dalam promosi tanpa merugikan bisnis.
Cara Menentukan Harga Jual Produk
Penetapan harga merupakan keputusan strategis yang perlu dibuat dengan seksama. Pada prinsipnya, ini adalah tentang menjumlahkan semua biaya yang terlibat lalu menambahkan margin keuntungan yang diharapkan. Dalam ilmu pemasaran, ini disebut dengan cost-plus pricing—salah satu cara paling sederhana untuk menetapkan harga produk. Untuk melakukannya, silakan ikuti tujuh langkah berikut ini.
1. Hitung Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dikeluarkan untuk memproduksi produk atau menyediakan layanan. Ini meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya langsung = Biaya bahan baku + Biaya tenaga kerja
2. Hitung Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan (cost of good sold) merupakan biaya untuk memproduksi produk atau menyediakan layanan yang siap dijual.
Cara sederhana untuk menghitungnya adalah dengan menjumlahkan biaya langsung dengan biaya amortisasi atau biaya penyusutan, dan biaya overhead pabrik.
HPP = Biaya langsung + Biaya amortisasi + Biaya overhead pabrik
Sementara pada pedagang grosir (wholesaler) atau distributor, HPP dapat dirumuskan sebagai berikut:
HPP = Biaya langsung + Persediaan + Biaya amortisasi + Biaya overhead fasilitas
Kemudian, kalau kamu ingin mengetahui laba kotor, rumus ini bisa digunakan:
Laba kotor = Total pendapatan - HPP
Selanjutnya, ini bisa kamu gunakan untuk menghitung margin kotor dengan rumus berikut:
Margin kotor = (Laba kotor / Pendapatan) x 100
3. Hitung Titik Impas
Titik impas (break even point) memberikan pemahaman yang baik tentang bagaimana memulihkan biaya dengan menjual produk yang sudah dibuat. Ini memberikan informasi tentang berapa banyak volume penjualan yang harus tercapai sehingga perusahaan bisa mencapai titik impas—tidak rugi tapi juga belum untung.
BEP = Biaya overhead / Margin kotor
Contoh:
Untung Group memperoleh pendapatan sebesar Rp 100.000.000,00 setelah menjual 10.000 unit dengan harga Rp10.000 per unit. Bayangkan jika perusahaan memiliki margin kotor sebesar 65% dan biaya over sebesar Rp 25.000.000,00. Maka:
BEP (in sales) = Rp 25.000.000 : 65%
= Rp 38.461.538,00
BEP (in unit) = BEP (in sales) / Harga jual
= Rp 38.461.538,00 / Rp 10.000,00
= 3.846 unit
Itu artinya Untung Group mampu memulihkan biaya pokok penjualan dan biaya overheadnya setelah menjual produk senilai Rp 38.461.538,00 atau setara dengan 3.846 unit. Namun perlu diingat, perusahaan tidak akan memperoleh laba pada tingkat penjualan ini.
4. Tentukan Markup
Markup adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi dan inilah yang menjadi sumber keuntungan penjualan produk atau jasa. Markup biasanya dinyatakan dalam persentase.
Markup berguna untuk memastikan bahwa perusahaan menerima margin kotor yang cukup tinggi sehingga mampu membayar biaya-biaya sekaligus memperoleh laba yang ditargetkan.
Untuk menghitung markup, kamu bisa menggunakan rumus berikut:
Markup = Laba kotor per unit / Harga jual per unit x 100%
Contoh, melanjutkan ilustrasi sebelumnya:
Diketahui Untung Group memiliki biaya overhead sebesar Rp 25.000.000,00 dan menargetkan laba operasi sebesar Rp 10.000.000,00. Mereka juga berharap bisa menjual 3.000 unit, yang berada di bawah volume titik impas mereka jika harga jualnya adalah Rp 10.000.000,00 per unit.
Diketahui bahwa biaya pokok penjualan per unit adalah Rp 6.500,00 dan laba kotornya Rp 3.500,00. Ini berarti, mereka harus menetapkan harga jual yang lebih tinggi dan menghitung ulang markupnya sehingga bisa memperoleh laba operasi yang diharapkan. Maka:
Langkah 1: hitung markup per unit saat ini
Markup = (Rp 6.500,00 / Rp 3.500,00) x 100%
= 186%
Langkah 2: hitung harga baru
Harga jual = [(Rp 3.500,00 x 3.000 unit) + Rp 25.000.000,00 + Rp 10.000.000,00] / 3.000 unit
= Rp 45.500.000,00/ 3.000 unit
= Rp 15.166,00 per unit
Langkah 3: cek markup baru
Markup = (Rp 15.166,00 - Rp 3.500,00) / Rp 3.500,00) x 100%
= 333%
Dengan begitu, untuk mewujudkan skenario yang diharapkan Untung Group perlu menetapkan harga produk senilai Rp 15.166,00 per unit (dengan markup sebesar 333%).
5. Pelajari Daya Beli Konsumen
Selain menggunakan perhitungan matematika seperti di atas, perusahaan juga perlu mempelajari daya beli konsumen.
Apakah harga jual yang kamu tetapkan “mampu” dibayar oleh target konsumenmu. Memang benar bagus jika labanya besar, tapi apa gunanya jika target penjualan tidak pernah tercapai karena target pasarmu tidak mampu membelinya—karena kemahalan.
Untuk menyiasati situasi ini, ada dua strategi yang bisa digunakan, yakni:
Turunkan target volume penjualan tapi tetapkan harga yang lebih tinggi. Ini cocok untuk barang-barang eksklusif.
Pertahankan harga tetap rendah tapi targetkan volume penjualan yang lebih besar.
6. Pelajari Strategi Kompetitor
Karena harga pesaing bisa berdampak langsung pada penjualan, penting untuk mempelajari tentang pesaingmu. Termasuk mengetahui berapa harga yang mereka tawarkan.
Itu akan memberimu gambaran tentang harga yang berlaku sekaligus beberapa ide untuk menonjolkan unique selling point yang kamu tawarkan.
7. Evaluasi Harga Secara Berkala
Lingkungan bisnis terus berubah, begitu pula dengan kondisi ekonomi dunia. Meski tidak langsung, tapi ini bisa memengaruhi target pasar dan margin laba yang kamu harapkan.
Maka dari itu, lakukan evaluasi harga secara berkala dan cek apakah harga jual saat ini masih relevan atau mungkin perlu disesuaikan.
Ternyata rumit juga ya cara menentukan harga jual produk? Untuk mempelajari data keuangan bisnis, kamu bisa memanfaatkan aplikasi Labamu yang bisa membuatkan laporan keuangan secara otomatis. Makanya, buruan download aplikasinya melalui Google Play atau App Store supaya kamu tahu benefitnya!