Bahan Baku Industri: Peran, Jenis, dan Cara Mengelolanya
21 April 2025
Bagikan Artikel Ini

Bahan baku industri bisa diolah menjadi beraneka macam produk untuk berbagai jenis industri. Dari sudut pandang manufaktur, ini adalah input atau inventaris yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Yuk, pelajari apa itu bahan baku, peran, jenis, dan cara mengelolanya!
Apa Itu Bahan Baku?
Mengutip definisi Investopedia, bahan baku adalah bahan atau zat yang digunakan dalam produksi atau pembuatan barang.
Sementara itu, Oracle NetSuite memiliki pengertian yang lebih detail. Mereka mendefinisikan bahan baku industri sebagai bahan mentah atau setengah jadi yang digunakan untuk memproduksi barang setengah jadi atau produk akhir.
Jika ditarik benang merahnya, bahan baku merupakan bagian penting dari rantai pasok yang mendorong serangkaian proses terkait inventaris dan produksi untuk menghasilkan barang yang siap jual.
Peran Penting Bahan Baku untuk Industri
Pendefinisian bahan baku memang mudah, tapi sebagai input dalam proses produksi, bahan baku memiliki peran yang sangat krusial. Berikut yang paling signifikan.
1. Menentukan Kualitas Produk Akhir
Kualitas bahan baku secara langsung memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Misalnya, bahan baku berkualitas tinggi umumnya menghasilkan produk yang lebih tahan lama dan memenuhi standar konsumen.
Dalam arti lain, penggunaan bahan baku yang berkualitas dapat meningkatkan citra positif perusahaan di mata konsumen.
2. Mengefisiensi Proses Produksi
Bahan baku bisa menciptakan efisiensi dari berbagai aspek, seperti:
Bahan baku yang sesuai dengan kebutuhan produksi bisa mengurangi pemborosan waktu, energi, dan sumber daya lainnya.
Bahan baku yang mudah didapat dalam jumlah besar memungkinkan perusahaan meningkatkan kapasitas produksi.
Bahan baku yang mudah diangkut dan diolah dapat mengurangi biaya logistik serta mempercepat waktu produksi.
3. Menekan Biaya Produksi
Penggunaan bahan baku yang berkualitas mampu menekan biaya produksi dari berbagai aspek, seperti
Efisiensi penggunaan untuk meminimalkan limbah atau scrap serta mengurangi pemborosan karena terbuang.
Mengurangi biaya penyimpanan dan risiko bahan baku kadaluarsa atau rusak.
Menurunkan biaya logistik dan transportasi kalau kamu bisa menggunakan bahan yang tersedia secara lokal atau dalam jumlah besar (musiman).
4. Menjamin Keberlanjutan Operasi Industri
Ketersediaan bahan baku yang stabil memastikan produksi dapat berjalan tanpa gangguan. Itu artinya kamu bisa menjamin keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang.
5. Memungkinkan Diferensiasi Produk
Pemilihan bahan baku dapat memberikan nilai tambah dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi produk. Ini membuatnya berbeda dibandingkan produk pesaing.
Selain itu, penggunaan bahan baku yang beragam membuka peluang untuk menciptakan produk inovatif yang belum ada di pasaran.
Jenis Bahan Baku Industri dari Kacamata Akuntansi
Dalam sudut pandang pencatatan keuangan, bahan baku dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu bahan baku langsung (direct material) dan bahan baku tidak langsung (indirect material). Berikut perbedaannya.
1. Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung adalah bahan yang digunakan langsung oleh perusahaan dalam pembuatan produk. Contohnya adalah kayu pada pabrik pembuat kursi.
Bahan baku langsung biasanya dianggap sebagai biaya variabel karena jumlah yang digunakan bergantung pada jumlah yang diproduksi.
Dalam neraca keuangan, bahan baku langsung akan dicatat sebagai aset lancar. Sementara pada laporan laba rugi, ini dicatat dalam COGS.
2. Bahan Baku Tidak Langsung
Bahan baku tidak langsung bukan bagian dari produk akhir, tetapi digunakan secara menyeluruh dalam proses produksi. Contohnya adalah peralatan kerja, paku, dan lem kayu.
Dalam neraca, bahan baku tidak langsung dicatat sebagai aset jangka panjang. Mengikuti skema penyusutan (depresiasi) yang memungkinakannya dibebankan dari waktu ke waktu dan disesuaikan dengan pendapatan yang dihasilkannya.
Jenis Bahan Baku Menurut Sumbernya
Selanjutnya, bahan baku industri juga bisa diklasifikasikan berdasarkan cara barang tersebut didapatkan. Berikut penjelasannya.
1. Bahan Baku Alami
Bahan baku alami (natural raw material) didapatkan langsung dari alam. Beberapa contohnya adalah:
Karet alam yang berasal dari lateks pohon karet.
Kayu dari pepohonan, baik kayu utuh maupun berupa pulp.
Minyak mentah dan bahan bakar fosil yang diekstraksi dari bumi.
Pasir dan batu alam, seperti granit, marmer, dan batu kapur.
2. Bahan Baku Pertanian
Bahan baku pertanian (agricultural raw material) berasal dari tanaman yang sengaja dibudidayakan maupun hewan yang diternak untuk tujuan tertentu. Beberapa contohnya adalah:
Tanaman pangan, seperti gandum, beras, jagung, buah, dan sayuran yang merupakan sumber makanan pokok maupun pangan olahan.
Serat alami, seperti katun dan rami yang digunakan dalam industri tekstil untuk membuat pakaian, perlengkapan tidur, dan linen.
Susu sapi untuk pembuatan keju, mentega, dan yogurt.
Rambut dan kulit hewan, seperti benang wol yang digunakan untuk membuat baju hangat atau kulit domba untuk membuat dompet, sabuk, dan jaket kulit.
Kotoran ternak yang menjadi bahan baku dalam pembuatan pupuk organik.
Enzim dan hormon yang dihasilkan ternak untuk penelitian farmasi dan biomedis.
3. Bahan Baku Mineral
Bahan baku mineral (mineral raw material) yang banyak digunakan oleh industri konstruksi dan manufaktur. Secara garis besar, bahan baku mineral bisa dibedakan menjadi mineral logam dan mineral non-logam.
Contoh mineral logam, yaitu:
Bijih besi sebagai bahan utama dalam produksi baja.
Tembaga yang banyak digunakan oleh industri listrik dan elektronik.
Aluminium yang digunakan oleh hampir semua industri, mulai dari industri transportasi, konstruksi, kemasan, sampai perabotan rumah tangga.
Contoh mineral non-logam, yaitu:
Batu kapur sebagai bahan baku utama untuk produksi semen.
Silika yang merupakan komponen utama dalam industri kaca.
Tanah liat yang digunakan dalam produksi keramik, batu bata, dan tembikar.
Berlian, batu permata, dan logam mulia yang dijadikan sebagai perhiasan.
4. Bahan Baku Sintetis
Bahan baku sintetis (synthetic raw material) didapatkan melalui proses kimia yang aplikasinya dapat disesuaikan dengan sifat atau kebutuhan. Beberapa contohnya adlaah:
Plastik yang terbuat dari minyak mentah dan gas alam.
PVC yang banyak digunakan untuk memproduksi produk dan kemasan plastik.
Bahan kimia mentah, seperti sulfur, klorin, dan amonia yang digunakan secara luas dalam proses industri.
Pigmen sintetis yang sering dipakai oleh industri tekstil, kosmetik, dan makanan.
Cara Mengelola Bahan Baku Industri
Terlepas dari sifatnya yang dapat diperbarui maupun tidak dapat diperbarui, sebagai produsen, kamu perlu tahu bagaimana cara mengelola bahan baku industri dengan efektif dan efisien. Berikut tipsnya.
1. Menerapkan Material Requirements Planning
Material Requirements Planning (MRP) adalah sistem manajemen manufaktur yang membantu industri mengelola bahan baku dengan memperkirakan kebutuhan, merencanakan jadwal pemesanan, dan mengintegrasikan data inventaris dengan jadwal produksi.
Dengan menerapkan MRP, perusahaan dapat mengurangi pemborosan, menghindari kekurangan stok, dan memastikan bahan baku tersedia saat dibutuhkan sehingga meningkatkan efisiensi dan menekan biaya operasional
2. Memilih Supplier yang Tepat
Jika bicara tentang bahan baku, kamu tidak bisa mengabaikan peran supplier. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu memilih pemasok bahan baku yang terpercaya, kualitas stabil, dan mampu memenuhi jadwal pengiriman.
Untuk memastikan pasokan yang konsisten, kamu perlu mempertimbangkan untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan kontrak resmi.
3. Memperhatikan Fasilitas dan Metode Penyimpanan
Kualitas bahan baku hanya akan terjaga jika disimpan menggunakan fasilitas penyimpanan yang sesuai. Dalam hal ini, pengetahuan tentang karakteristik bahan baku menjadi sangat penting. Contohnya, beberapa produk tidak bisa disimpan pada suhu panas atau harus diletakkan di tempat yang kering.
Begitu pula dengan metode manajemen persediaannya. Ada banyak metode yang bisa diterapkan sesuai dengan karakteristik bahan, seperti:
FIFO (First In First Out)
FEFO (First Expired First Out)
LIFO (Last In First Out)
Metode average
4. Mengendalikan Persediaan
Tujuan utama manajemen inventori adalah untuk memastikan bahwa perusahaan tidak mengalami overstock maupun understock. Jika overstock berpotensi menyebabkan pemborosan, understock bisa membuat perusahaan kehilangan peluang memenuhi permintaan pasar.
Pengendalian persediaan juga melibatkan proses pemantauan stok bahan baku, baik secara kuantitas maupun kuantitas, secara real-time.
5. Memanfaatkan Penggunaan Teknologi untuk Manajemen Inventori
Di zaman yang serba modern, kamu bisa menerapkan teknologi seperti Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengintegrasikan data bahan baku dengan produksi dan distribusi.
Untuk usaha berskala kecil dan menengah, kamu juga bisa memanfaatkan berbagai aplikasi yang bisa mengelola inventori. Contohnya adalah Fitur Atur Bahan Baku di aplikasi Labamu yang memungkinkanmu mengelola persediaan bahan baku jadi otomatis dan lebih praktis.
Selain itu, masih banyak fitur-fitur lain yang bisa kamu manfaatkan untuk mendorong efisiensi bisnimu. Yuk, download aplikasinya lewat Google Play atau App Store sekarang juga!