top of page

7 Perbedaan Kemitraan dan Franchise, Mana yang Terbaik?

2 Desember 2024

Bagikan Artikel Ini

Saat mempertimbangkan berbagai struktur bisnis, penting untuk memahami perbedaan kemitraan dan franchise. Meski tampak mirip, keduanya sangat berbeda. 

Dalam artikel ini, Labamu akan membandingkan perbedaan kemitraan dan franchise sehingga bisa membantumu membuat keputusan bisnis yang tepat. Yuk, simak!


Apa Itu Kemitraan?

Kemitraan (partnership) adalah bentuk kerja sama bisnis yang melibatkan dua orang atau lebih, baik secara formal maupun informal, untuk saling berbagi tanggung jawab, keuntungan, dan kerugian atas bisnis yang dijalankan.

Pembagian tanggung jawab, hak, dan kewajiban masing-masing mitra biasanya dinyatakan dalam perjanjian kemitraan (partnership agreement).


Baca juga: 20 Franchise Makanan dan Minuman yang Lagi Booming. Bisa Jadi Pilihan Bisnis Menguntungkan!


Apa Itu Franchise?

Waralaba (franchise) adalah kerja sama antara pemilik waralaba (franchisor) dan penerima waralaba (franchisee). Di mana, franchisee harus membayar investasi awal (franchise fee) agar berhak menggunakan nama, merek dagang, logo, dan sistem waralaba yang ada untuk mengoperasikan bisnis.

Sebagai balasannya, franchisor akan memberikan pelatihan, dukungan, dan manual operasi untuk digunakan oleh franchisee. Dalam hal ini, franchisee harus mematuhi standar dan kebijakan yang ditetapkan franchisor demi menjaga identitas dan konsistensi merek.



Perbedaan Kemitraan dan Franchise

Supaya kamu bisa melihat lebih jelas apa saja perbedaan kemitraan dan franchise, kali ini kami akan menguraikannya satu per satu.


1. Kepemilikan

  • Kemitraan: Dalam format bisnis ini, semua mitra berhak atas kepemilikan dan kendali yang sama atas bisnis. 

  • Waralaba: Waralaba dimiliki dan dikendalikan oleh pemilik waralaba (franchisor). Jadi, sekalipun franchisee sudah membeli waralaba tersebut, hal ini tidak lantas menjadikan mereka sebagai pemiliknya sebab jaringan waralaba harus beroperasi di bawah arahan franchisor. Ketika masa kontraknya habis, franchisee tidak berhak menggunakan merek itu lagi — kecuali memperpanjang kontrak kerja samanya.


2. Model Bisnis

  • Kemitraan: Karena  dimiliki langsung oleh para mitranya, kemitraan memungkinkan lebih banyak kebebasan dan penyesuaian dalam hal model bisnis, operasi, dan pengambilan keputusan.

  • Waralaba: Mengharuskan franchisee untuk mengikuti model bisnis yang telah ditentukan oleh pemberi waralaba dan beroperasi di bawah merek dagang yang sudah mapan.


3. Kontrak Kerja Sama

  • Kemitraan: Ketentuan dan kesepakatan kerja sama dalam kemitraan diatur dalam perjanjian kemitraan (partnership agreement) yang menguraikan hak, tanggung jawab, dan kewajiban masing-masing mitra dalam menjalankan bisnis.

  • Waralaba: Hubungan kontraktual antara franchisor dan franchisee diuraikan dalam perjanjian waralaba (franchise agreement). Inti dokumen ini menyatakan bahwa franchisee berhak menggunakan merek waralaba dan mematuhi ketetapan yang dibuat oleh franchisor.


4. Pembagian Keuntungan

  • Kemitraan: Keuntungan dan kerugian bisnis kemitraan dibagi secara rata atau mengikuti kesepakatan yang diatur dalam perjanjian kemitraan. Secara umum, perjanjian kemitraan dibedakan menjadi dua jenis: (1) general partnership, di mana setiap mitra memiliki hak dan kewajiban yang sama rata dan (2) limited liability partnership, dimana hak dan kewajiban ditentukan berdasar persentase saham atau kontribusinya dalam bisnis.

  • Waralaba: Sebagai bentuk imbal hasil usaha, franchisee harus membayar royalti setiap periode waktu tertentu pada franchisor. Meski beberapa franchise tidak mensyaratkannya. Itu artinya. 100% keuntungan penjualan adalah milik franchisee.


5. Beban Finansial

  • Kemitraan: Setiap mitra bertanggung jawab secara pribadi atas utang dan kewajiban bisnis. Ini berarti kita kemitraan menghadapi masalah hukum atau kesulitan keuangan, para mitra dapat dianggap bertanggung jawab secara pribadi dan mungkin bisa mempertatuhkan aset pribadinya.

  • Waralaba: Dalam kontrak waralaba, franchisee memiliki tanggung jawab terbatas, selama mereka mematuhi ketentuan perjanjian.


6. Kontrol dan Pengambilan Keputusan 

  • Kemitraan: Kemitraan memberikan kontrol yang lebih besar, para mitra bisa berkolaborasi dan berbagi tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan pengendalian bisnis dengan memanfaatkan keahliannya masing-masing. Tergantung pada perjanjian kemitraan, beberapa mitra mungkin memiliki kontrol yang lebih besar daripada yang lain. Namun, perselisihan antara mitra mungkin sulit diatasi.

  • Waralaba: Pengendalian dan pengambilan keputusan dalam waralaba sebagian besar berada di tangan franchisor. Sementara otonomi franchisee terbatas, yakni untuk mengendalikan operasional harian, tanggung jawab keuangan, dan manajemen unit.


7. Dukungan dan Sumber Daya

  • Kemitraan: Tidak ada dukungan dan sumber daya khusus dari pihak lain, seluruhnya dari para mitra.

  • Waralaba: Waralaba menawarkan dukungan yang lebih ekstensif, mulai dari program pelatihan, bantuan pemasaran, hingga akses pasokan yang mapan.


Mana yang Lebih Baik, Kemitraan atau Franchise?



Untuk menjawab pertanyaan ini, mari simak dulu kelebihan dan tantangan kedua struktur bisnis ini.

Kelebihan Kemitraan

  • Kemitraan memungkinkan penyatuan sumber daya keuangan, keterampilan, dan pengetahuan untuk meningkatkan kapabilitas bisnis.

  • Kemitraan memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam pengambilan keputusan dan strategi operasional, dimana mitra bisa berbagi tanggung jawab dan risiko.

  • Kemitraan didasarkan pada kepercayaan dan bisa menumbuhkan rasa kepemilikan dan komitmen untuk mencapai kesuksesan.


Baca juga: Biaya Franchise Mie Gacoan, Apa Saja Syaratnya dan Bagaimana Cara Daftarnya?



Tantangan Kemitraan

  • Perbedaan pendapat, prioritas, dan tujuan dapat menyebabkan konflik di antara mitra dan ini membutuhkan komunikasi dan mekanisme yang efektif dalam penyelesaian konflik.

  • Mitra bertanggung jawab atas utang dan kewajiban bisnis, yang berpotensi membahayakan aset pribadi.

  • Proses pengambilan keputusan misa menjadi tantangan tersendiri, terutama pada bisnis yang memiliki banyak mitra.


Kelebihan Franchise

  • Franchisee mendapatkan keuntungan dari reputasi dan basis pelanggan yang sudah terbangun.

  • Sistem waralaba disertai dengan pelatihan dan dukungan operasional yang komprehensif sehingga meminimalkan risiko dalam operasional bisnis.

  • Franchisee memperoleh akses ke sumber daya terpusat, termasuk materi pemasaran, rantai pasokan, serta penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan.


Tantangan Waralaba

  • Franchisee diharuskan membayar biaya waralaba awal, membeli inventaris, dan menutupi biaya awal lainnya, yang nilainya cukup besar.

  • Franchisee harus mematuhi pedoman operasional yang ditetapkan oleh franchisor dan ini hanya menyediakan sedikit ruang untuk bernegosiasi — membatasi fleksibilitas dan kreativitas dalam keputusan bisnis.

  • Franchisee diwajibkan untuk membayar royalti dan biaya berkelanjutan lainnya sehingga mengurangi profitabilitas secara keseluruhan.


Penjelasan mengenai perbedaan kemitraan dan franchise di atas cukup untuk memberimu gambaran. Jadi, soal mana yang terbaik, ini tergantung pada tujuan, sumber daya, dan toleransi risiko terhadap masing-masing opsi.

Namun, apapun pilihanmu, selalu gunakan aplikasi Labamu yang bisa diunduh melalui Google Play atau App Store untuk mendokumentasikan setiap transaksi bisnismu, ya!

Coba Gratis!

Premium Member 14 Hari

Buat kamu yang baru, nikmati fitur lengkap untuk bantu kembangkan usaha

Banner-Free-Trial-V2-2.webp
bottom of page