top of page

Fluktuasi Tidak Stabil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

9 Oktober 2024

Bagikan Artikel Ini

Salah satu istilah dalam bidang ekonomi yang sering didengar orang adalah fluktuasi. Biasanya para ahli menggunakan istilah ini saat membicarakan tentang naik-turunnya harga di pasaran.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan fluktuasi? Apa penyebab dan jenisnya, serta apa saja contohnya? Semua akan dibahas di sini.


Fluktuasi Adalah



Secara harfiah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fluktuasi diartikan dengan “ketaktetapan” atau “kegoncangan”.

Namun, secara luas fluktuasi bisa diartikan sebagai gejala atau keadaan yang menunjukkan turun-naiknya harga atau perubahan harga karena pengaruh permintaan dan penawaran.

Jadi, bisa diartikan bahwa fluktuasi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi yang tidak stabil, misalnya naik-turunnya harga suatu barang atau jasa. Fenomena fluktuasi ini bahkan bisa menyebabkan guncangan di dunia ekonomi dan bisnis.


Apa Penyebab Fluktuasi?


1. Hari Besar Keagamaan atau Budaya

Sudah hal lumrah jika menjelang hari raya keagamaan, seperti Idul Fitri atau Hari Natal, hampir semua bahan pangan mengalami fluktuasi. Ini karena kebutuhan terhadap hampir semua bahan pokok akan meningkat ketika menjelang hari besar, yang membuat harganya naik.


2. Biaya Produksi

Misalnya saja fluktuasi harga telur yang bisa disebabkan oleh naiknya biaya produksi, seperti harga pakan. Karena biaya produksinya yang naik, peternak telur tentunya akan menaikkan harga jualnya untuk menutupi biaya produksi dan mendapatkan keuntungan.

Hal yang sama juga berlaku untuk harga bahan pokok. Saat harga pupuk naik, maka petani terpaksa harus meningkatkan harga hasil panennya agar tetap mendapatkan keuntungan dan menutupi biaya produksi.


3. Musim

TIdak semua bahan pangan bisa tersedia di semua musim. Ada banyak yang hanya dapat diproduksi dan dipanen di musim-musim tertentu.

Jadi, ketika sedang tidak musimnya, persediaan juga menjadi lebih terbatas. Jika permintaannya tetap atau bahkan naik, maka harga pangan tersebut juga akan naik.


4. Pendapatan Masyarakat

Dengan adanya peningkatan dalam pendapatan, maka permintaan terhadap produk tertentu juga bisa meningkatkan. Mengapa?

Alasannya karena orang-orang yang sebelumnya menggunakan produk berkualitas lebih rendah, beralih ke produk dengan kualitas yang lebih baik karena pendapatannya meningkat. 


5. Kebijakan Pemerintah

Ini adalah faktor lain yang menjadi penyebab fluktuasi karena pemerintah merupakan pemegang kendali yang cukup banyak atas pasar bebas.

Itulah sebabnya kebijakan moneter dan fiskal yang ditetapkan pemerintah dan bank sentral akan memiliki dampak besar pada pasar keuangan.

Contohnya saat Bank Indonesia (BI) melakukan kebijakan moneter dengan menaikkan dan menurunkan suku bunga, maka hal tersebut bisa memperlambat atau berupaya mempercepat pertumbuhan di dalam negeri.


6. Kondisi Perekonomian Negara

Kondisi perekonomian negara sangat berpengaruh pada fluktuasi harga. Semakin stabil kondisi perekonomian di sebuah negara, maka kemungkinan terjadinya fluktuasi juga akan berkurang.

Kondisi perekonomian yang berpengaruh bisa berasal dari faktor internal seperti jumlah pengangguran dan tingkat pendapatan, serta faktor eksternal seperti bencana alam dan perang di negara lain.


Jenis-Jenis Fluktuasi


1. Fluktuasi Reguler

Biasa disebut juga dengan fluktuasi siklus, ini adalah fluktuasi yang mengacu pada periode pertumbuhan atau penurunan sesuatu yang berbeda, yang terjadi dari waktu ke waktu. 


2. Fluktuasi Tidak Teratur

Berbeda dengan fluktuasi reguler, jenis fluktuasi satu ini justru terjadi karena tidak mematuhi perubahan yang sebenarnya bisa diperkirakan sebelumnya. Fluktuasi tidak teratur juga bisa terjadi karena efek eksternal yang berbeda-beda.


Contoh Fluktuasi


1. Harga Barang

Ini contoh fluktuasi yang paling sering terjadi dan dirasakan oleh semua orang. Saat ini, harga barang di pasar sering mengalami kenaikan dan penurunan secara signifikan. Salah satu penyebab fluktuasi ini adalah karena faktor permintaan dan penawaran.

Misalnya saja fluktuasi harga beras yang naik karena pasokan terbatas atau turun karena panen yang melimpah.


2. Nilai Mata Uang

Harga mata uang suatu negara juga bisa naik-turun saat dibandingkan dengan mata uang negara lain. Misalnya perubahan nilai tukar mata uang Dollar Amerika Serikat (US$) terhadap Rupiah (Rp) yang selalu berfluktuasi.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab fluktuasi nilai mata uang antara lain kondisi ekonomi dan politik negara, bencana alam, perang atau kerusuhan, serta kebijakan pemerintah.


3. Harga Saham

Ini contoh fluktuasi yang sudah tidak asing untuk para investor. Seperti harga dan nilai mata uang, fluktuasi harga juga sangat lazim terjadi.

Faktor yang mempengaruhi naik-turunnya harga saham tidak hanya dari permintaan dan penawaran, tetapi juga kondisi perusahaan, krisis ekonomi, hingga berbagai faktor spekulatif.


4. Harga Minyak

Naik-turunnya harga minyak juga akan menentukan besaran penerimaan atau pengeluaran pemerintah. Itulah sebabnya kenaikan harga minyak dunia bisa menjadi pemicu besar terjadinya krisis ekonomi global.

Ini karena fluktuasi harga minyak akan menentukan jumlah subsidi yang diberikan pemerintah untuk produksi dan konsumsi masyarakat maupun perusahaan.

Jadi, jika ada perang yang menghalangi kegiatan ekspor dari negara pemasok utama, seperti invasi Rusia ke Ukraina, maka harga minyak dunia akan berfluktuasi.


Apakah Fluktuasi Bisa Diatasi?



Sebenarnya, fluktuasi bisa memberikan dampak positif. Namun, tidak sedikit kasus fluktuasi yang justru berdampak negatif. Meski kadang sulit dihindari, tetapi ada cara untuk mengatasi fluktuasi, yaitu sebagai berikut.


1. Mengatur Jumlah Permintaan dan Penawaran

Seperti yang disebutkan sebelumnya, jumlah permintaan dan penawaran bisa mempengaruhi harga barang pada pasar. 

Jika jumlah permintaan dan penawaran bisa diatur agar tetap stabil, maka diharapkan tidak akan terjadi adanya perubahan harga.


2. Menjaga Kondisi Ekonomi Tetap Stabil

Salah satu caranya adalah dengan menjaga kondisi sosial negara yang dapat sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi.

Jika kondisi sosial stabil, maka hal tersebut dapat mencegah konflik dalam suatu negara yang bisa akan membuat perekonomian negara juga lebih kondusif.

Lalu, untuk menjaga kondisi perekonomian lebih stabil bisa juga dilakukan dengan cara menjaga hubungan dengan pihak-pihak eksternal.


3. Membuat Kebijakan Ekonomi Makro

Kebijakan ekonomi makro yang dibuat pemerintah ini bertujuan untuk memberikan sarana yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi negara.

Kebijakan seperti ini perlu dilakukan dengan cara yang tepat agar pertumbuhan ekonomi bisa berlangsung secara sehat. Dampaknya, fluktuasi bisa teratasi atau bahkan dihindari sebelum terjadi.

Itu adalah penjelasan mengenai fluktuasi, yang dampaknya juga bisa sangat dirasakan di dunia bisnis. Jika Anda termasuk salah satu pelaku bisnis dan juga ikut terdampak, coba gunakan aplikasi Labamu untuk mengatasinya.

Apapun jenis usaha Anda, manfaatkan berbagai fitur di aplikasi ini untuk memaksimalkan potensi usahamu. Misalnya dengan menggunakan fitur kasir untuk transaksi dengan mudah dan cepat atau pencairan dana secara otomatis yang dengan sesuai kebutuhan tanpa biaya.

Yuk, langsung download aplikasi Labamu di Google Play atau App Store!

bottom of page